Jumat, 09 Juli 2010

LIMA

Mungkin aku kelewatan, tapi memang benar-benar tak ada jalan lain. Satu-satunya jalan untuk membawa Red pada Sezquall tanpa diketahui orang lain adalah mengikat tangan dan kakinya, menutup mata dan menyumpal mulutnya, kemudian memasukkannya ke dalam karung yang kutemukan di dalam gudang. Kemudian aku membawanya keluar. Untunglah lorong-lorong apartemen sepi sekali, karena memang sudah tengah malam. Aku turun ke basement, kemudian memasukkan Red ke dalam mobil, di jok mobil.
Sementara aku mengemudi, suara Red yang tersumpal buah apel kecil terdengar dan karungnya bergerak-gerak.
“ Diam.” Bentakku.” Jangan banyak bergerak atau kutembak kau.”
Red mengatakan sesuatu, tapi aku tak bisa mendengarnya.
Sekitar jam dua dini hari aku sampai di motel. Fallacia tertidur di meja resepsionisnya dengan sebuah buku berjudul, “ Dalam keheningan musim gugur’ tergeletak di sana. Aku tersenyum, kemudian membawa Red ke kamar.
“ Sezquall!” teriakku.” Buka!”
Pintu terbuka, dan Sezquall mengerutkan keningnya.” Apa itu?”
Ia kelihatannya tidak tidur, dari matanya yang masih segar dan rambutnya yang masih rapi.
“ Ini asset kita.”
Aku cepat-cepat menutup pintu, kemudian menaruh karung di karpet. Setelah seluruh ikatan dibuka, kecuali ikatan di kaki dan tangan Red, Sezquall berkata,” Ah! Kau. Ternyata dugaanku tepat.”
“ Tidak juga, detektif.” Red terengah, pucat karena kehilangan banyak darah.” Aku tidak terlibat.”
“ Tapi kau anggota Yajedan, artinya kau terlibat.” Sezquall menarik kursi dan duduk, sementara aku menutup luka Red agar darahnya tidak membasahi karpet.
“ Nah,” Sezquall kemudian menarik napas, kemudian melanjutkan,” Kita mulai.”

****

Aku tidak begitu mengerti apa yang dilakukan Sezquall untuk membuat Red bicara. Aku baru saja keluar untuk membuang sampah di bawah, kemudian saat kembali Red sudah terdiam, hendak berbicara.
“ Aku…” Red tergagap.” Aku tidak tahu, aku bergabung dengan Yajedan karena berpikir misi mereka benar, tetapi setelah aku mengetahui cara mereka…”
“ Sudah jangan banyak basa-basi! Atau kau akan kehilangan satu matamu. Semakin lama kau bicara artinya semakin lama kau hidup.”
Red terlihat ragu sekali. Aku melihat ia mengalihkan pandangannya padaku, kemudian pada Sezquall lagi. Aku tak pernah menyangka ia akan bicara secepat ini.
“ Kami…eh…kami adalah organisasi yang dibentuk lima ratus tahun yang lalu. Dulu, ada seorang pengkhianat yang membocorkan rencana kami dengan selembar puisi sial. Itu adalah puisi yang dipegang Amanda. Waktu itu pemimpin kami pertama dieksekusi mati karena dianggap ancaman.”
Red berdehem sejenak, kemudian melanjutkan.
“ Organisasi kami bertahan, meski hampir punah selama lima ratus tahun berikutnya. Kami merencanakan segalanya dengan rinci, hingga sekarang, saat Signorino menjadi pemimpin kami yang baru, kami mulai bergerak.
“ Pertama, kami membungkam ilmuwan dunia saat zaman es sudah berlangsung. Kami berhasil, dan saat itu kami sudah terpencar di penjuru dunia. Suatu saat, aku mendengar bahwa pulau kami terisolasi, padahal itu satu-satunya markas yang kami miliki. Kupikir kami tamat sudah, ternyata itu adalah sebuah pengalihan perhatian agar kami tidak dicurigai. Aku cukup lega, dan mulai bergerak lagi. Kami mencegah satelit mendeteksi keberadaan pulau kami dengan merusak sistemnya.
“ Dan, muncul kabar bahwa Tuan Slittering mengetahui kebenaran dan sedang berusaha memperkenalkan usaha kami, yang ia sebut sebagai kejahatan, kepada dunia. Kebetulan aku sedang bekerja di tempatnya, dan ditugaskan untuk membunuhnya. Aku menolak, mulai muak dengan cara Yajedan bekerja. Mereka bilang tidak apa-apa. Aku berusaha keluar dari organisasi ini, tapi tak mungkin karena resikonya aku kehilangan keluargaku yang tinggal di Pulau Yajedan.
“ Saat itu, saat Rosseau mencurigaiku, kuceritakan pada Signorino dan ia memberikan sebuah foto dan berkata padaku bahwa itu bisa menyelamatkanku. Aku terima saja, dan memang benar itu menyelamatkanku.
Kami terdiam sejenak. Ini menjelaskan semuanya, ya, namun segalanya di masa lalu. Bagaimana kami bisa menjelaskan apa yang akan terjadi nanti?
“ Mereka menciptakan mesin itu, dan sebuah chip yang akhirnya dicuri. Karenanya, kami tak dapat mengontrol mesin. Inilah hasilnya. Jika chip itu diletakkan di mesin, dan dioperasikan, maka Yajedan akan lebih berkuasa lagi. Namun, dengan itu juga, mesin bisa dihentikan, dan, secara permanen dihancurkan.”
“ Dan dimana mesin itu?” tanyaku.
“ Mesin itu.. ada di Pulau Yajedan. Tapi jangan harap bisa mencapainya dengan mudah. Lautan sekitarnya membeku, terlalu keras untuk dilewati kapal namun terlalu lemah untuk dipijak. Lewat udara mungkin bisa, jika kalian menggunakan Trike agar tak mudah dideteksi radar. Namun, jarak Pulau Yajedan dari landasan terdekat sekitar lima ratus kilometer. Kau bisa terbang ke sana, jika tidak membeku di udara. Dan Signorino…”
“ Tunggu, Red, sebenarnya siapa Signorino itu?” tanya Sezquall, seraya membetulkan duduknya.
“ Ah? Dia…” Red berdehem.” Dia…” Sekali lagi Red berdehem.” Namanya…”
“ Siapa?!” Sezquall menggebrak meja.
Red menghela napas, kemudian berkata,” Herris Maele.”
Aku tersentak, bumi seakan kehilangan gravitasinya saat aku mendengarnya. Dia! Herris Maele! Dia supir taksi yang mengantarku ke rumah Fort! Sementara aku berpikir, Red melanjutkan.
“ Ajarannya begini..” Red berdehem lagi.” Manusia sudah terlalu buruk untuk diperbaiki. Kita harus menyusun hidup baru. Dan, layaknya sebuah permainan, jika hendak menyusun yang baru, kita harus menyingkirkan hidup yang lama.”
“ Jadi…” Sezquall terdiam.” Jadi ia berniat menghabisi umat manusia?”
“ Begitulah, dengan menyisakan Yajedan, dan dengan pengikutnya, ia akan mulai hidup baru.”
“ Bah!” Sezquall mendengus.” Impian macam apa itu. Dasar bodoh, apa ia pikir ini semacam cerita fantasi? Apa dia bodoh?”
Red terdiam. Ia menunduk, kemudian mengatakan bahwa ia mungkin akan dibunuh jika ditemukan. Sezquall bilang bahwa kami akan melindunginya sebisa kami, dan, dengan itu, ia harus menjadi mata-mata kami.
“ Mata-mata?”
“ Ya.” Sezquall tersenyum licik.” Kau harus memberikan informasi tentang Yajedan pada kami. Lakukan tiap minggu.”
Red terlihat gugup, namun akhirnya mengangguk pelan,” Akan kuusahakan.”

1 komentar: