Rabu, 28 April 2010

DUA(part 3)

Apa sebenarnya yang terjadi pada Red? Kucoba untuk membuka ruangannya yang tak pernah satu kali pun kusentuh itu. Dikunci. Mau berapa kali pun kucoba tetap tak bisa kubuka pintu itu. Kudobrak? Ah, tidak. Itu benar-benar tidak sopan. Red tetap sahabatku. Aku tak akan melakukan hal seperti itu. Tapi, apa dengan begitu semua masalah akan selesai? Apa sebenarnya yang harus kulakukan?

Namun tepat saat aku berbalik Red berdiri di hadapanku, dengan setumpuk kertas dijepit di tangan kanannnya dan sebuah laptop di tangan kirinya.
" Arus." katanya, tersenyum." Kebetulan sekali kau ada disini. Tanganku penuh, bisakah kau membukakan pintunya?"
Aku tergagap.
" Oh, aku hampir lupa. Ini kuncinya." Ia berdiri menyamping dan mengarahkan matanya ke kantung kanan mantelnya.
Aku menghela napas, setidaknya Red sudah kembali normal, yah, untuk saat ini. Aku mengambil kunci itu dari kantungnya dan membuka pintu.
" Bisakah kutemui kau di ruanganmu nanti?" Tanyanya. Aku mengangguk, masih tak mengatakan apapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar