Kamis, 22 April 2010

DUA( Part 3)

" Maaf. Aku masih memikirkan soal Tuan Slittering dan Red." ujarku agak menunduk, memperhatikan salju yang menempel di sepatu botku.
" Apakah ini pertama kalinya kau bertemu kasus pembunuhan seperti ini?" Sezquall memberi isyarat bagiku untuk mengikutinya.
" Bukan begitu. Hanya saja Red, dia agak aneh." balasku sambil berjalan tanpa mengalihkan pandanganku dari sepatuku.
" Kantor sudah dibuka lagi, tapi kantor Slittering masih ditutup. Red agak aneh, ya, karenanya aku menaruh curiga padanya. Karenanya, Arus, aku mau kau menyelidiki Red. Kau teman baiknya bukan?"
Aku mengangguk, tercekat karena tahu ke mana arahnya percakapan ini.
" Dan kalau kau tidak bersedia, mungkin hasilnya akan lebih buruk. Ingat itu."

Sezquall berbelok tepat sesaat aku memasuki halaman kantor. Aku terdiam disana, tercekat sekali lagi. Aku memata-matai Red? Apa aku bisa? Apa ini benar? Apa artinya aku mengkhianatinya? Tapi mungkin ini kesempatan bagiku. Kesempatan untuk mengetahui kebenaran. Ya, katanya kesempatan tak datang dua kali. Kupikir aku akan mengambilnya. Aku harus mengambilnya. Ini satu-satunya jalan untuk mengetahui kebenaran.

Kulangkahkan kakiku ke dalam kantor. Udara hangat menerpa wajahku. Berbeda dengan kemarin, hari ini sudah banyak orang yang berseliweran. Aku melihat wajah mereka satu per satu, tapi tak ada Red. Amanda lewat tanpa menyapaku, wajahnya terlihat shock. Apalagi Eliza. Dia tak melirikku sama sekali dan matanya bengkak setelah menangis kemarin, mungkin malamnya juga.

Aku mengetuk pintu kantor Red, tapi tak ada jawaban dari dalam. Kuketuk untuk kedua kalinya, ketiga, dan keempat. Tapi tetap tak ada jawaban dari dalam. Seseorang menepuk pundakku dan berkata," Red tidak masuk hari ini, Arus. Percuma kau mengetuk kantornya."
" Tidak masuk?" tanyaku, agak mengangkat alis saat melihat pria tak dikenal di depanku. Namun ia segera pergi dari hadapanku, seakan tak mau berurusan lama denganku. Aku tidak begitu peduli dengannya, toh saat ini kepalaku masih dipenuhi oleh masalah Red dan Tuan Slittering.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar